Jumat, 20 Mei 2011

KELUARGA NABI MUHAMMAD SAW [1]


A.     Pendahuluan
Nabi Muhammad  SAW adalah seorang Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah di bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia. Ayah dan ibu Nabi Muhammad SAW kedua-duanya adalah keturunan bangsawan terhormat dan berpengaruh dalam kalangan kaum Quraisy pada saat itu. Keduanya berparas muka baik dan berbudi pekerti luhur. Mereka menikah  ketika masih muda dan belum berumur 20 tahun.
Nasab ayah dan ibu Nabi Muhammad SAW bertemu pada kakek mereka yang bernama Kilab. Jadi ayahnya adalah keturunan Kilab begitu juga ibunya. Kilab adalah keturunan dari Adnan dan Adnan adalah keturunan Nabi Ismail A.S. Artinya, kalau di urut-urut silsilahnya bersambung sampai Nabi Ibrahim A.S.2
Keluarga Nabi Muhammad SAW disebut juga "Ahlul-Bait". Istilah "Ahlul-Bait" berasal dari firman Allah SWT. sebagaimana termaktub di dalam Al-Qur'anul-Karim penggalan Surat Al-Ahzab: 33 yang berbunyi:
انّمايريدالله ليذهب عنكم الرّجس أهل البيت ويطهّركم تطهيرا
Artinya:“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.
Dalam etika bahasa "Ahlul-Bait" bermakna "Keluarga" atau "Anggota rumah tangga". Akan tetapi dalam kaitannya dengan makna ayat tersebut, para tafsir berbeda pendapat. Muhammad Jawad Maghniyyah  menerangkan, bahwa menurut riwayat 'Ikrimah dan Az-Zayyad ayat tersebut ditujukan khusus kepada para isteri Rasulullah SAW kerana penafsiran ayat tersebut dikaitkan dengan ayat sebelumnya, yaitu yang berkenaan dengan para isteri beliau Rasulullah SAW. Akan tetapi sebagian besar para ahli tafsir berpegang pada riwayat Abu Sa'id Al-Khudhariy yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah menegaskan: "Ayat itu turun untuk lima orang, yaitu aku sendiri, ''Ali, Fatimah, Al-Hasan dan Al-Husein". Berdasarkan penegasan beliau itu maka yang dimaksudkan dengan istilah "Ahlul-Bait" tidak lain adalah lima anggota keluarga Rasulullah SAW. [3]


B.     Nasab Nabi Muhammad SAW

Keluarga Nabi Muhammad SAW  sering dikenal dengan sebutan keluarga Hasyimiyah, yang dinisbatkan kepada kakeknya, Hasyim Abdu Manaf. Nama aslinya adalah Amru. Dia menikahi Salma binti Amru, dan mempunyai anak yaitu Abdul-Muthalib, dengan nama Syaibah, karena ada rambut putih (uban) di kepalanya. Hasyim mempunyai empat putra : Asad, Abu Shaify, Nadhlah dan  Abdul-Muthalib;  dan lima putri: Asy-Syifa’, Khalidah. Dha'ifah, Ruqayyah dan Jannah.
            Ada tiga bagian tentang Nasab Nabi Muhammad SAW:
1.      Bagian yang disepakati kebenarannya oleh pakar biografi dan nasab, yaitu sampai Adnan.
2.      Bagian yang mereka perselisihkan, yaitu antara nasab yang tidak diketahui secara pasti dan nasab yang harus dibicarakan, tepatnya Adnan keatas hingga Ibrahim A.S.
3.      Bagian yang sama sekali tidak kita ragukan bahwa didalamnya ada hal-hal yang tidak benar, yaitu Ibrahim keatas hingga Adam.
            Bagian pertama: Muhammad, bin Abdullah bin Abdul-Muthalib (yang namanya Syihab), bin Hasyim (yang namanya Amru), bin Abdu Manaf (yang namanya Al-Mughirah), bin Qushay (yang namanya Zaid), bin Kilab, bin Murrah, bin Ka’ab, bin Lu’ay, bin Ghalib, bin Fihr (yang berjuluk Quraisy dan menjadi cikal bakal nama kabilah), bin Malik, bin An-Nadhr (yang namanya Qais), bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin Mudrikah (yang namanya Amir), bin Ilyas, bin Mudhar, bin Nizar, bin Ma’ad, bin Adnan.
Bagian kedua: Adnan dan seterusnya, yaitu bin Ud, bin Hamaisa’, bin Salaman, bin Aush, bin Bauz, bin Qimwal, bin Ubay, bin Awwam, bin Nasyid, bin Haza, bin Baldas, bin Yadlaf, bin Thabikh, bin Jahim, bin Nahisy, bin Makhy, bin Aidh, bin Abqar, bin Ubaid, bin Ad-da’a, bin Hamdan, bin Sinbar, bin Yatsriby, bin Yahzan, bin Yalhan, bin Ar’awy, bin Aidh, bin Daisyan, bin Aishar, bin Afnad, bin Aiham, bin Muqshir, bin Nahits, bin Zarih, bin Sumay, bin Muzay, bin Iwadhah, bin Aram, bin Qaidar, bin Ismail, bin Ibrahim.
            Bagian ketiga: Ibrahim dan seterusnya, yaitu bin Tarih (yang namanya Azar), bin Nahur, bin Saru’ atau Sarugh, bin Ra’u, bin Falakh, bin Aibar, bin Syalakh, bin Arfakhsyad, bin Sam, bin Nuh a.s., bin Lamk, bin Matausyalakh, bin Akhnukh atau Idris a.s., bin Yard, bin Mahla’il, bin Qainan, bin Yanisya, bin Syaits, bin Adam a.s. [4]

C.    Penutup
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan, Pada silsilah nasab Nabi Muhammad SAW  yang disepakati kebenarannya oleh pakar biografi dan nasab, yaitu sampai Adnan. Silsilah Nasab Nabi Muhammad dari ayahnya; Muhammad, bin Abdullah, bin Abdul Mutholib, bin Hasyim, bin Abdu Manaf, bin Qushai, bin Kilab, bin Murrah, bin Ka’ab, bin Lu’ay, bin Ghalib, bin Fiher, bin Malik, bin Nadler, bin Kinanah, bin Huzaimah, bin Mudrikan, bin Ilyas, bin Mudlar, bin Nizar, bin Ma’ad, bin Adnan.
            Silsilah nasab Muhammad dari ibunya, Muhammad, bin Aminah, binti Wahab, bin Abdu Manaf, bin Zuhrah, bin Kilab, bin Murrah, bin Ka’ab, bin Lu’ay, bin Ghalib, bin Fiher, bin Malik, bin Nadler, bin Kinanah, bin Huzaimah, bin Mudrikan, bin Ilyas, bin Mudlar, bin Nizar, bin Ma’ad, bin Adnan.
            Pada umumnya, Rasulullah keturunan Nabi Isma’il A.S., sebagaimana Haditsnya: “Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il, memilih Quraisy dari Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy, dan memilih aku dari Bani Hasyim.” (H.R. At-Tirmidzi). [5]
            Dari semua uraian tersebut dapat memperoleh pokok-pokok pengertian yang melandasi kewajiban mencintai dan menghormati “Ahlul-Bait” Rasulullah SAW dan keturunannya. Pokok-pokok pengertian itu ringkasnya sebagai berikut:
a.       Rasulullah SAW dan Ahlul-Baitnya berhak memperoleh ketaatan dan penghormatan dari ummatnya.
b.      Rasulullah SAW adalah pangkal kemuliaan dan kesucian Ahlul-Baitnya.
c.       Beliau adalah Wali bagi semua Ahlul-Bait dan keturunannya.
d.      Ummat Islam harus mau menimba ilmu dari mereka.
e.       Hubungan kekerabatan dan kefamilian (Mushaharah) antara mereka dengan Rasulullah SAW tidak terputus pada hari kiamat.
f.        Barangsiapa mengganggu mereka berarti mengganggu Rasulullah SAW dan orang yang mengganggu Rasulullah SAW  berarti mengganggu Allah SWT. 6


1. Disampaikan pada Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam oleh kelompok 1, kelas A, semester 2, Mahasiswa Universitas Wiralodra Indramayu, FAI/PAI. Ibnu Ciptadi, Ita Uswatun Hasanah, Juju Sumarsih, Nuraeni. Tanggal 10 Maret 2011.
2. Ryan Mariyanto, (diakses tanggal 4 maret 2011) www.aryanovic.blogspot.com/2010/02/silsilah-keturunan-nabi-muhammad-saw.html.
3.Ahlul Kisa, (diakses tanggal 5 maret 2011), www.ahlulkisa.com/siapakah-yang-disebut-%E2%80%9Cahlul-bait%E2%80%9D.html.
[4].  Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar , 1997), h.67.
[5]. Ummu Syu’aib Al-Wadi’iyyah, Keutamaan Keluarga Nabi, (Solo: Pustaka Ar-Rayyan, 2007), h.22.
6. Habib Alawiyin - Sejarah Salaf Ahlul Bait, (diakses tanggal 5 maret 2011),
www.habibalawiyin.co.cc/2010/06/keutamaan-keluarga-rasulullah-saw_224.html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar