Jumat, 20 Mei 2011

PEPERANGAN NABI MUHAMMAD SAW [1]


A. Pendahuluan
Perdamaian merupakan prinsip dasar dalam kehidupan Islam, dan perang hanya dilakukan dalam keadaan terpaksa, dimana tidak ada lagi jalan yang ditempuh. Kehidupan Nabi Muhammad SAW memberikan suatu contoh suri tauladan yang sempurna dalam setiap bidang kegiatan, dan pesannya merupakan suatu tuntunan bagi umat manusia. Oleh karena itu,  penting untuk mempelajari dan memahami kehidupan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang manusia yang menentang kejahatan dan penindasan pada zamannya dan menyampaikan pesan Allah pada seluruh umat manusia. Beliau menghadapi perlawanan, mengalami pemburuan, dan beliau berlapang dada menghadapi perlakuan yang tidak pantas oleh sukunya sendiri di Mekkah. Beliau juga menghadapi itu semua dengan tenang, sabar, dan memperlakukan semua lawannya dengan keramahan dan kasih sayang, buktinya ketika mereka terus melakukan penyerangan terhadapnya di Madinah, beliau menghadapi mereka dengan tabah dan cakap sehingga akhirnya beliau dapat mengalahkan mereka.

B. Perang Uhud
Uhud adalah sebuah gunung di Madinah. Perang Uhud ini berlangsung sengit antara orang-orang Quraisy Mekkah dengan orang-orang Islam Madinah (kaum Anshar dan Muhajirin) di bukit Uhud wilayah Madinah.
Perang ini dilakukan untuk membalas dendam atas terbunuhnya teman-teman orang Quraisy dalam perang Badar, maka orang-orang Quraisy Mekkah mengumpulkan 3.000 pasukan dengan ditambah pasukan dari berbagai kabilah sekutu-sekutu Quraisy dari Bani Musthalia dan Bani Haun bin Khuzaimah, mereka keluar dari Mekkah menuju ke Madinah untuk menyerbu kaum muslimin. Maka Rasulullah SAW bersama bala tentaranya 1.000 orang untuk menghadang dan menyambut musuh yang datang dari golongan orang-orang Quraisy Mekkah. Ditengah perjalanan menuju gunung Uhud,  keluarlah Abdullah bin Ubay dari barisan kaum muslimin dengan diikuti 300 orang (orang-orang munafik). Dengan bala tentara 700 orang itu Rasulullah sampai di gunung Uhud, di bukit inilah bertemulah dua pasukan tempur, yaitu pasukan tempur kaum muslimin dan musyrikin Quraisy.
Sebelum perang dimulai, Rasulullah memerintahkan kepada 50 orang ahli pemanah untuk bertahan diatas bukit Uhud. Dan beliau berpesan kepada pemanah-pemanah itu, “Jangan sampai kalian meninggalkan bukit ini, sekali pun posisi kita menang atau kalah”. Maka mulailah pertempuran dua pasukan yang berbeda akidah itu. Dalam pertempuran itu, mundurlah orang-orang musyrik, yang berarti titik kemenangan ada dipihak kaum muslimin.
Ketika para ahli pemanah mengetahui bahwa orang-orang Quraisy mengundurkan diri dengan meninggalkan barang-barangnya, maka mereka berkata kepada teman-temannya (sesama pemanah) : “Untuk apakah kita tetap bertahan di bukit ini ? sementara teman-teman kita yang ada dibawah sana berebutan dan sibuk mengumpulkan barang-barang rampasan yang ditinggalkan oleh orang-orang Quraisy.” Maka turunlah para pemanah itu, dan hanya tinggal pemimpin dan beberapa orang pemanah diatas bukit Uhud itu.
Ketika melihat para pemanah itu turun dari lereng Uhud, maka mulailah Kholid bergerak dan naik ke gunung Uhud untuk menyerbu dan membunuh para pemanah yang tetap tinggal diatas. Ketika Kholid bin Walid menduduki bukit Uhud dan membunuh para ahli pemanah, maka dia menyerbu pasukan-pasukan Islam dari belakang dengan serbuan yang hebat, sehingga kocar-kacirlah persatuan pasukan muslimin. Penyebab utama kekalahan dalam perang Uhud yaitu setelah mereka mendapat kabar bohong dari orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah terbunuh.[2]Serangan yang dilancarkan begitu dahsyat dimana keinginan orang-orang Quraisy adalah membunuh Rasulullah SAW seperti Abu Qumaiah yang berupaya untuk melakukan hal tersebut. Lalu Ummu Imarah berupaya menghadang dengan maksud memberikan perlindungan kepada Rasulullah dan membalas orang musyrik tersebut dengan memberikan tikaman yang mematikan. Rasulullah merubah raut wajahnya dengan menghilangkan kekusutannya, beliau memerintahkan kepada para sahabatnya untuk tidak memberikan komentar pada saat rumor yang beredar tentang kematian beliau di medan pertempuran sampai serangan-serangan dari lawan mereda. Disatu pihak serangan-serangan tersebut ditujukan kepada Nabi, dan dipihak lain penyerangan dilakukan untuk menerobos zona orang-orang kafir yang mengepung mereka sampai ke tempat yang aman, dan hal tersebut dapat terlaksana. Akan tetapi, dalam pertempuran itu ada balasan orang dari pihak orang Islam yang meninggal, sedangkan dari pihak orang musyrik kendati jumlah mereka banyak, tetapi tidak lebih dari 20 orang dari mereka telah menjadi korban. Bahkan diantara orang mukmin yang gugur itu,  satu orang yang gugur itu sama nilainya dengan seribu pasukan berkuda, ia adalah Hamzah bin Abdul Muthalib yang memiliki julukan singa Allah dengan singa Rasulullah, ia gugur dengan kondisi jasad yang mengerikan.[3]
Walaupun kaum muslimin mengalami kemunduran dalam perang Uhud tetapi semangat mereka tetap tinggi atau tekad mereka untuk berjuang dijalan Allah sangat besar sampai titik darah penghabisan.[4]

C. Penutup
Perang Uhud adalah perang yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 22 maret 625 M (7 syawal 3 H). Perang ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah perang Badar. Dan perang ini terjadi di dekat bukit Uhud. Perang ini terjadi karena ada rasa balas dendam dari kaum kafir Quraisy kepada kaum muslimin karena pada waktu perang Badar kaum Quraisy mengalami kekalahan. Dalam perang Uhud Rasulullah mempunyai strategi yaitu menempatkan 50 orang ahli pemanah diatas gunung Uhud dan strategi itu berhasil melumpuhkan pasukan kaum Quraisy. Kaum Quraisy mengundurkan diri dengan meninggalkan barang-barangnya, tetapi ketika kaum muslimin hampir menang, pasukan pemanah terpancing oleh Ghanimah (harta rampasan perang). Mereka pun turun dari bukit dengan melawan perintah Rasulullah SAW. Maka pasukan Quraisy segera merebut posisi diatas bukit dan dari belakang pasukan Quraisy menyerang pasukan Islam sampai menewaskan banyak syuhada dan kemenangan pun diraih kaum kafir Quraisy.



[1]Disampaikan pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam Mahasiswa Universitas Wiralodra Indramayu,  FAI/PAI, pada hari kamis, 07 April 2011 oleh kelompok 5 semester II :AsepSugianto, Sani Fitriani, Subagja, Suci Haryanti.
[2]Maftuh Ahnan Asy. Kisah Kehidupan Nabi  Muhammad SAW. (Surabaya: Terbit Terang, , 2001)  h.126-128.
[3]Syaikh Samih Kurayyim. Ramadhan Bersama Nabi  Muhammad SAW. ( Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2006)  h. 211-212.
[4]Afzalur Rahman, Nabi Muhammad sebagai Pemimpin Militer.(Bandung:Penerbit Amzah, 2002)  h. 133.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar